15 Agustus 2009

WS Rendra Meninggal Dunia

Jakarta – Setelah sempat sakit-sakitan, akhirnya penyair WS Rendra (75 tahun) meninggal dunia. Budayawan tersebut meninggal setelah sempat keluar dari RS yang merawatnya. Rendra meninggal pada Kamis (6/8/2009) pukul 22.10 WIB di RS Mitra Keluarga Depok.

“Betul (meninggal dunia), tapi saya nggak bisa jawab apa-apa yah, mohon maaf, tanya ke yang lain saja” jawab salah satu putri Rendra, Mariam.

Gara-gara sakit, Rendra tidak bisa menghadiri prosesi pemakaman sahabat karibnya, Mbah Surip di Makam Bengkel Teater, miliknya, Selasa (4/8/2009) lalu.

Penyair bersuara serak ini sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading. Rendra masuk rumah sakit akibat jantung koroner yang dia alami.

Sebelumnya pria kelahiran Solo tahun 1935 itu sempat dirawat di RS Cinere sejak Kamis, 25 Juni. Namun karena kondisinya tidak membaik, Rendra lantas dirujuk ke RS Harapan Kita, lalu dirujuk lagi ke RS Mitra Keluarga.

Rendra sebenarnta sudah meninggalkan rumah sakit hanya beberapa saat setelah Mbah Surip meninggal dunia. Rendra bahkan sempat mengizinkan Mbah Surip dimakamkan di komplek pemakaman Bengkel Teater di Citayam, Depok.

Willibrordus Surendra Broto Rendra lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935. Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Pada perkembangannya Bengkel Teater dipindahkan Rendra di Depok.

Lokasi tempat peristirahatan terakhir penyair WS Rendra mulai digali oleh sejumlah petugas. Liang lahat yang telah dipersiapkan itu hanya berjarak sekitar 7 meter dari makam Mbah Surip.

Lokasi pemakanan ini jaraknya sekitar 20 meter dari Bengkel Teater, Cipayung, Jumat (7/8/2009). Untuk menempuhnya kita harus melalui jalan setapak yang telah dirapikan dengan tumpukan kerikil.

Luas lokasi pemakaman sekitar 10×20 meter dengan kondisi yang berundak-undak. Makam Mbah Surip letaknya persis di bawah liang lahat untuk Rendra.

Pekerjaan penggalian baru mulai dilakukan sejak pagi tadi oleh beberapa petugas. Hingga pukul 07.30 WIB proses penggalian masih terus dilakukan.

Tenda-tenda juga mulai dipersiapkan di sekitar lokasi pemakaman. Sedangkan jenazah Rendra sendiri masih disemayamkan di aula Bengkel Teater.

Penyair ternama WS Rendra meninggal dunia pada usia 74 tahun di RS Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/8/2009) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Pria bernama lengkap Wahyu Sulaiman Rendra ini meninggalkan 10 orang anak dari 3 pernikahannya.

Rendra selama ini dikenal sebagai penyair bersuara lantang yang mahir memainkan irama serta tempo. Ia juga handal membakar emosi penonton.

Pria yang akrab dipanggil Willy ini mencurahkan sebagian besar hidupnya dalam dunia sastra dan teater. Menggubah sajak maupun membacakannya, menulis naskah drama sekaligus melakoninya sendiri, dikuasainya dengan sangat matang. Sajak, puisi, maupun drama hasil karyanya sudah melegenda di kalangan pecinta seni sastra dan teater di dalam negeri, bahkan di luar negeri.

Ia bukanlah penyair biasa. Sajak dan puisinya tidak sedikit berisi nada protes. Tak heran ia dikenal sebagai penyair yang kritis terhadap pemerintah. Karya-karyanya yang berbau protes pada masa aksi para mahasiswa sangat aktif di tahun 1978, membuat suami Ken Zuraida ini pernah ditahan oleh pemerintah berkuasa saat itu.

Tidak hanya sajak dan puisi yang sering mengalami tekanan kekuasaan, dramanya yang terkenal berjudul SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor juga pernah dilarang untuk dipentaskan di Taman Ismail Marzuki. Di samping karya berbau protes, dramawan kelahiran Solo, 7 Nopember 1935, ini juga sering menulis karya sastra yang menyuarakan kehidupan kelas bawah seperti puisinya yang berjudul ‘Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta’ dan puisi ‘Pesan Pencopet Kepada Pacarnya’.

Kepiawaian Rendra dalam membacakan syair maupun berteater bukan sesuatu yang gratis dari langit. Kemampuannya sudah dimulai diasah sejak ia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada. Rendra dikenal giat menulis cerpen dan essai di berbagai majalah sepeprti Mimbar Indonesia, Basis, Budaya Jaya, Siasat.

Selain memiliki bakat, ia terus mengelaborasi kemampuannya dalam dunia seni dengan menimba ilmu di American Academy of Dramatical Art, New York, USA. Sekembalinya dari Amerika pda tahun 1967, pria tinggi besar berambut gondrong ini mendirikan bengkel teater di Yogyakarta. Tak lama bengkel teater tersebut ia pindahkan ke Citayam, Cipayung, Depok, Jawa Barat.

Karena karya-karyanya yang begitu gemilang, Rendra beberapa kali pernah tampil di acara berskala Internasional . Sajaknya yang berjudul ‘Mencari Bapak’, pernah dibacakannya pada acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke 118 Mahatma Gandhi pada tanggal 2 Oktober 1987, di depan para undangan The Gandhi Memorial International School Jakarta. Ia juga pernah ikut serta dalam acara penutupan Festival Ampel Internasional 2004 yang berlangsung di halaman Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 22 Juli 2004.

Kini, ‘Si Burung Merak’ itu telah terbang selamanya meninggalkan kita. Selamat Jalan Mas Willy. Semoga tenang disisi-Nya.

Keluarga serta kerabat WS Rendra mulai berdatangan ke Bengkel Teater, tempat jenazah WS Rendra disemayamkan. Puluhan kerabat serta keluarga pun berkumpul untuk mendoakan almarhum.

Jumat (7/8/2009), jenazah WS Rendra diletakkan di atas dipan beralaskan karpet. Puluhan orang tampak khusyuk mendoakan almarhum. Sambil berdiri, mereka terus melantunkan doa-doa dalam bahasa Arab.

Sementara itu, para kerabat dan keluarga WS Rendra terus berdatangan ke Bengkel Teater, yang juga menjadi tempat almarhum kerabatnya, Mbah Surip dimakamkan.

Tenda-tenda untuk pengunjung juga mulai datang. Beberapa pekerja sedang sibuk memasang tenda terpal tersebut.

Beberapa kerabat Rendra yang sudah mulai berdatangan di antaranya sastrawan Jose Rizal Manua dan penyanyi Iwan Fals.

Setelah sempat disemayamkan sejenak di rumah putrinya di Perumahan Pesona Depok, jenazah WS Rendra tiba di Bengkel Teater miliknya. Iring-iringan rombongan tiba di tempat tersebut tepat pukul 05.48 WIB.

Iringan rombongan dikawal oleh mobil polisi. Ada sekitar 5 mobil dan puluhan motor yang mengikuti jenazah mulai dari Pesona Depok hingga Bengkel yang terletak di kawasan Cipayung, Jumat (7/8/2009).

Namun hanya mobil ambulance saja yang diperbolehkan mendekat ke dalam Bengkel. Mobil keluarga diparkir agak menjauh dari gerbang dan mereka langsung masuk ke dalam.

Keluarga pun tidak mengizinkan media massa untuk ikut masuk ke dalam. “Mohon maaf yah sampai di sini saja dulu,” kata salah seorang kerabat Rendra.

Willibrordus Surendra Broto Rendra, demikian nama lengkapnya, meninggal dunia sekitar pukul 22.00 WIB di RS Mitra Keluarga, Depok. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan di Bengkel Teater, miliknya hari ini setelah salat Jumat.

Rendra meninggalkan 11 orang anak yang salah satunya juga telah lebih dulu meninggal dunia. Kepergian ‘Si Burung Merak’ ini pun meninggalkan luka mendalam bagi sahabat serta para penggemarnya.

info : detiknews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar